Thursday, September 25, 2014

Apakah kesalahan adalah musibah?

Entah mengapa, setiap saya menuliskan tulisan ini, saya berada dalam kebingungan dan kebimbangan. Tetapi kebimbangan dan kesulitan yang saya tuliskan pasti akan berbuah kebahagiaan yang tak terkira nilainya.

Setiap orang pastilah sering mengalami kesalahan, bahkan kesalahan itu kesalahan yang amat fatal dalam kehidupannya. Kemudian yang menjadi pertanyaan, APAKAH KESALAHAN INI ADALAH MERUPAKAN PETUNJUK ATAU COBAAN?

Setiap orang yang melakukan kesalahan selalu menyesal pada akhirnya dan berfikir "MENGAPA SAAT ITU SAYA MELAKUKANNYA?". Apakah Allah Murka pada kita? Atau malah ini ada;ah petunjuk dari Allah karena Allah tau mana yang terbaik untuk kita.

Sungguh Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui sedang manusia tidak mengetahui apa-apa.

Saya ingin bercerita tentang hal (kesulitan) yang saya alami, untuk suatu hari nanti saya ingin tau hikmah apa yag ada di dalamnya.

Mari kita simak baik-baik dan perlahan :

Semenjak lulus dari Perkuliahan di Jenjang Master di ITS Tahun 2013 lalu, hingga saat ini saya masih belum mendapatkan pekerjaan. sedih? tentu, karena rekan-rekan seperjuangan dengan saya semua telah mendapat pekerjaan yang nyaman dan menurut saya pekerjaan yang sangat baik. Hal ini mengingatkan saya pada tahun lalu, dimana saya masih menunggu ketidakpastian mendapatkan tempat magang di Prancis dan hampir membuat saya frustasi dan berpikir untuk pulang. Tetapi berkat usaha dan doa yang selalu saya lakukan, Allah memberi jawaban dan memberi saya hadiah yang sangat luar biasa, dapat bekerja di perusahaan listrik terbesar di Prancis. Awalnya saya menganggap cobaan ini sungguh berat, tetapi sungguh Orang-orang yang diberi cobaan dan bisa melewati cobaan tersebut adalah orang-orang yang tinggi derajatnya dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. 
Saya harus berkaca dan mengingat kejadoan itu, untuk membuat saya lebih kuat dan tegar pada apa yang saya hadapi sekarang.

Sekarang ini, tujuan hidup saya adalah mencari pekerjaan yang terbaik untuk saya, agama saya, kehidupan saya dan masa depan saya nantinya. Penantian ini apakah harus menunggu hinggan tahunan? Sungguh Allah Maha Mengetahui, kita hanyalah wayang yang tidak tahu apa-apa.

Pekerjaan yang diidam-idamkan oleh kedua orang tua saya setelah saya lulus kuliah adalah menjadi seorang dosen. Awalnya saya berfikir, passion saya bukan bekerja untuk menjadi dosen. Tetapi, setelah perjalanan panjang mencari pekerjaan dari perusahaan satu ke perusahaan lain, pengalaman itu merubah pemikiran saya, bahwa seorang wanita lebih baik bekerja menjadi seorang guru, pengajar atau dosen, atau pengusaha (wirausaha). Karena hubungan pekerjaan ini nanti ada kaitannya dengan kehidupan berumah tangga saat kita sudah menikah dan berkeluarga. (saya beberapa bulan lagi akan menikah).

Perjuangan saya untuk mendaftarkan diri menjadi seorang dosen berawal dari pendaftaran calon dosen non PNS ITS, saat itu saya mendaftar pada jurusan saya Statistika ITS, tetapi sepertinya saya belum berjodoh dengan karir ini, saya tidak lolos Tes awal yaitu Wawasan Kebangsaan. Saat itu banyak yang mencela saya dengan gurauan "Gara2 kelamaan di Prancis sih, jadi sudah lupa sama Bangsanya sendiri". Haha.. Tapi gurauan itu tidak menyakiti hati saya. Tetap positive thinking mungkin memang belum rejekinya saya disana.

Selanjutnya adalah mendaftarkan diri menjadi calon dosen non PNS di PPNS, melalui jalur khusus, yaitu dosen yang saat itu setia mendampingi dan menyemangati kami untuk berangkat ke Prancis saat itu, Pak Syaiin. Berbekal dokumen yang saya kirimkan lewat email dan di saat-saat terakhir dan memang bisa dibilang sudah terlambat. Tetapi, Beliau masih tetap ingin mengusahakan dan memperjuangkan saya untuk menjadi dosen di sana.

Bulan demi bulan saya menunggu panggilan wawancara oleh Direktur PPNS, tapi apa daya panggilan itu tak kunjung tiba. Hingga suatu hari saya melamar ke Universitas Telkom di Bandung, dan mendapat panggilan untuk tes psikotes pertama saat itu, namun lagi-lagi disaat-saat akan berangkat denan tiket sudah terbeli 1 minggu sebelumnya, tiba-tiba saya berubah pikiran karena suatu hal yang mendasar, yaitu Jarak. akhirnya gagallah saya pergi ke Bandung hari itu.

Dengan sabar saya menunggu panggilan wawancara di PPNS, hingga suatu hari, hari itupun tiba. Saat itu saya dan rekan saya, Ihsani Merdekawati dan 1 orang lagi lelaki dari UWK jurusan B. Inggris yang dijadwalkan untuk interview Direktur hari itu. Ternyata interview pertama belum membuahkan hasil yang positive untuk kami, karena wawancara akan diadakan lagi minggu depan bersama dengan seluruh kajur di PPNS. Selesainya wawancara minggu kedua bersama dengan kajur, lagi-lagi saya dihadapkan dengan suatu ketidakpastian tentang diterima atau tidaknya saya di Politeknik tersebut. Pasrah dan hanya bisa berdoa yang terbaik saat-saat itu. Tidak tahan menunggu ketidakpastian tsb, saya mencari informasi melalui salah satu pegawai di PPNS, sebut saja mbak Nurul. Ternyata rekan lelaki yang saat itu wawancara bersama kami sudah aktif bekerja 1 minggu di PPNS, sedangkan saya dan Sani masih digantungkan, belum ada kejelasan.

Hingga tibalah Bulan Ramadhan, dan Hari raya Idul Fitri. Terekam baik diingatan saya saat mendapat kabar bahwa Direktur PPNS yang menjadi pemegang keputusan di PPNS meninggal dunia. Yang ada dipikiran saya saat itu adalah BAGAIMANA DENGAN STATUS SAYA UNTUK BEKERJA DISANA? APAKAH SAYA DITERIMA ATAU TIDAK? Dan harapan itupun sedikit demi sedikit mulai luntur.

Dengan runtutan cerita ini saya mulai bertanya, kemana Allah akan membawa saya menuju jalan Karir dan rejekiku? Ya Allah... sudah lebih dari 9 Bulan setelah saya pulang dari Prancis, saya belum bekerja. Apakah ini cobaan atau bahkan petunjuk dari Engkau, ya Allah.. karena belum ada pekerjaan yang cocok untuk saya? Sungguh Engkau Maha Mengetahui segalanya..

Tak hanya berhenti disitu saja, tahun ini bulan Agustus 2014, diadakan penerimaan CPNS Tahun 2014. dan kabar gembiranya adalah Pak Syaiin akan mengusulkan Jurusan Statitik untuk bisa mendaftarkan di PPNS, meski dengan keputusan yang agak sedikit sulit untuk membuka formasi statistik disana, tetapi demi saya, akhirnya dibukalah formasi tersebut, namun, hingga akhir agustus pengumuman tentang lowongan ini masih belum dikeluarkan.

To be Continue....






Saturday, August 9, 2014

Italia tetap memesona, meski tak se-indah Kota Paris



Hello World !!!
Menara Pisa, Italia
Sudah lama saya tak bersua menulis di blog ini.
Kali ini saya ingin melanjutkan cerita yang sempat mangkrak belum saya tulis2 setelah sekian bulan lamanya. kasiiian bingits.
Sambil mengasah memori otak ini apakah masih teringang di ingatan atau sedikit2 terlupakan. Semoga saja tidak. :D

#Latepost #Italia #Pisa #Genova #Milan #Wonderfull #Vacation


Perjalananku kali ini adalah bercerita tentang Italia.
27 – 29 September 2013 lalu, saya dan rekan saya Mitha telah melakukan perjalanan keluar Negara Prancis, yaitu Italia. Perjalanan ini adalah perjalanan kami kali kedua untuk urusan Keluar Prancis. setelah perjalanan pertama kami lewatkan di Belanda beberapa Bulan lalu. Perjalanan di Italia ini kami lalui selama 3 hari 2 malam. Kota tujuan kami adalah Pisa (Menara Pisa), Genova (Mengunjungi Chiara) dan Milan (San Siro, Milano).

  • 27 September 2013 
Tepat pada tanggal ini adalah hari Jumat, dimana saat itu saya sedang libur magang (Jours RTT), sedangkan Mitha telah menyelesaikan magangnya pada 1 hari sebelumnya. Pagi-pagi sekali saya dan mitha sudah bangun untuk bersiap2, dan pukul 05.30 Pagi kami sudah berangkat ke Stasiun RER Cité Universitaire, dengan tergesa-gesa dan sedikit terburu2 kami berjalan ke arah stasiun yang jaraknya tidak jauh dari appartemen kami berdua.


Belum menginjakkan kaki didalam stasiun, saya tiba2 mengecek tas slempang dan ZONK! Memori card Camera saya masih tertinggal di dalam laptop. OK, tanpa pikir panjang, saya pun langsung berlari pulang menuju appartemen dengan meninggalkan Mitha di belakang saya. HELLO, tanpa kamera apalah jadinya liburan tanpa kenang-kenangan.
OK 30 menit sudah terbuang, kita berdua bergegas kembali ke Stasiun, karena harus melakukan perjalanan ke Bandara dengan bus sekitar 1,5 jam dan tidak mau ketinggalan pesawat seperti cerita saya gagal ke Barcelona beberapa bulan lalu.

Perjalanan saya di Italia akan diawali dengan Kota Menara Miring "Pisa". berbekal tiket pesawat murah (Ryan Air) yang sudah kita pesan jauh jauh bulan sebelumnya, hanya dengan sekitar 50 euroan tiket PP Prancis-Italy, yuhuuyyy!!! ^^


Perjalanan pesawat FR-ITA ditempuh selama 1,5 jam (kalo di indo mah ke jakarta, ini 1,5 jam udah nyampe italy aja. berasa nggak pergi jauh. hehe)

Narsis dulu the first time menginjakkan kaki di ITALIA. sebelum dimarahin petuas gara2 dilarang foto disini..wkwkwk..
Maskapai Ryan Air @ Airport Pisa
Tanpa pikir panjang, tujuan utama adalah MENARA MIRING PISA atau kalo bahasa Italia nya TORRE DE PISA. Dari bandara ke kota menggunakan Bus, tiketnya murah banget cuma 1,5 euro (kalo nggak salah. lupa euy). Kota Pisa adalah kota termurah yang pernah saya temui, terlihat dari harga tiket bus yang murah banget dan souvenir2 yang di jual sangat murah meriah. 
Moda transportasi di Kota ini hanyalah Bus dan Kereta. tidak ada metro maupun tram. Bisa dibilang mirip Indonesia lah.
Memang sih, tata kotanya bisa dibilang agak kumuh/ lusuh ngelihatnya, secara dari Paris melihat kota Pisa perbedaannya sangat terlihat sekali. So Far, no problemo lah.. yang penting saya mau lihat salah satu dari 7 keajaiban dunia pada jamannya saat saya masih SD =D

VOILA!!!!!

Action in Pisa Tower
Oke, saatnya meninggalkan Kota tua ini dengan hati yang sudah terpuasakan setelah jalan-jalan keliling kota dan mata yang sudah dimanjakan dengan Menara nan Eksotis, Menara Pisa.
Hanya setengah hari kami di Kota Pisa, saatnya melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Genoa/Genova dengan menggunakan Kereta Trenitalia. Di Genoa kami akan menginap 1 malam di rumah teman saya Chiara Arzani. Dia adalah teman yang saya kenal saat kami mengikuti ajang ACI 2010 di Canada. Karena saat itu tim Indo dan Italia sangatlah dekat, maka saat saya di EROPA begini punya kesempatan untuk bersilaturrahmi dengan mereka.


Piazza Ferrari, Genova, Italy